Kehidupan ini seperti roda, ada masanya kita berada di atas
dan ada masanya kita berada di bawah. Berbekalkan semangat dan
ketabahan kita meneruskan kehidupan di muka bumi ini sama ada susah atau
senang. Kehidupan ini tidak menjanjikan kebahagiaan. Berkat usaha dan
kesabaran kita akan mencapai kejayaan. Namun, tak semua yang kita
usahakan, kita akan memperoleh segala impian kita. Ada masanya, semakin
kita berusaha semakin dekat kegagalan yang datang menghampiri. Itulah
hakikat kehidupan yang perlu kita terima, qada dan qadar yang telah
ditetapkan. Sebagai manusia, kita harus sabar menghadapi ujian hidup
ini.
Segala apa yang kita lakukan di dunia ini perlu disertakan
dengan keikhlasan. Jangan kita harapkan sebarang ganjaran dan pujian,
kerana tidak semua manusia tahu menghargai. Jarang manusia menghargai
apa yang mereka ada dan yang mereka terima. Sudah menjadi adat kesilapan
sebesar zarah, itulah yang mereka nampak dan sering perkatakan.
Begitulah kehidupan, langit tak selalunya cerah, ada masanya mendung dan
kemudian hujan datang menimpa. Jadi perlulah kita sediakan payung
sebelum hujan. Kita perlu bersedia sentiasa dalam menghadapi sebarang
kemungkinan.
Kehidupan ini penuh ranjau dan duri. Berbekalkan
semangat, azam dan usaha yang gigih kita akan terus melalui denai-denai
kehidupan ini. Ada masanya kita merasakan kehidupan ini terlalu indah.
Ada masanya kita merasakan kita bersendiri menjalani kehidupan ini
walaupun kita berada di tengah kesibukan kota. Itulah warna-warni
kehidupan. Pengalaman mengajar kita erti kehidupan, menjadikan kita
semakin matang dan bijak membuat keputusan.
Kesimpulannya, gembira
atau tidak, suka atau tidak, kita perlu meneruskan hidup ini. Suka, duka
adalah permainan kehidupan dan kita tidak dapat lari dari merasainya.
Carilah kegembiraan dan carilah kebahagiaan. Teruskan perjalanan hidup
ini bersama semangat dan keazaman. Tanyalah diri apa yang kita inginkan
kerana hati tidak pernah menipu dan di situ kita akan bertemu
jawabannya.
aku yakin kehidupan yang aku jalani sekarang yang mendewasakan pikiranku,.
bersama skripsiku sekarang yang aku jalani, yang penuh dengan cobaan.
cobaan yang paling membuat ku terasa pusing, cobaan teman kuliahku sendiri, satu jurusan, satu tempat penelitian..yang selalu menjelekkan ku kepada semua orang, yang selalu iri denganku,..
bisa kan kamu tidak mengurusi urusan orang lain, ycchhh....aku harap dirimu cepat sadar lah.
Selasa, 24 Juli 2012
Senin, 09 April 2012
penyakit protozoa pada sapi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam pemeliharaan ternak, salah satu penghambat yang sering
dihadapi adalah penyakit. Bahkan tidak jarang peternak mengalami kerugian dan
tidak lagi beternak akibat adanya kematian pada ternaknya.
Secara
umum penyakit hewan adalah segala sesuatu yang menyebabkan hewan menjadi tidak
sehat. Hewan sehat adalah hewan yang tidak sakit dengan ciri-ciri (a) bebas
dari penyakit yang bersifat menular atau tidak menular, (b) tidak mengandung
bahan-bahan yang merugikan manusia sebagai konsumen, dan (c) mampu berproduksi
secara optimum.
Berkenaan
dengan hal di atas disini penulis akan membahas penyakit protozoa pada sapi
1.2. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menelaah lebih jauh
tentang penyakit yang disebabkan oleh protozoa pada sapi
1.3. Metode Penulisan
Penulisan dilakukan secara diskriptif dengan mengambil bahan
dari pustakan maupun dari sumber lain yang berkaitan dengan judul makalah.
BAB II
PROTOZOA
2.1. Pengertian
Protozoa berasal dari kata protos yang berarti pertama dan
zoo yang berarti hewan sehingga disebut sebagai hewan pertama. Merupakan
filum hewan bersel satu yang dapat melakukan reproduksi seksual (generatif)
maupun aseksual (vegetatif).Habitat hidupnya adalah tempat yang basah atau
berair. Jika kondisi lingkungan tempat hidupnya tidak menguntungkan maka
protozoa akan membentuk membran tebal dan kuat yang disebut Kista. Ilmuwan yang
pertama kali mempelajari protozoa adalah Anthony van
Leeuwenhoek.
2.2. Ciri-Ciri Protozoa
Ukuran
protozoa bervariasi , yaitu mulai kurang dari 10 mikron(µm) dan ada yang mencapai
6 mm,meskipun jarang.
Diperairan protozoa merupakan
penyusun zooplankton. Makanan protozoa meliputi bakteri, jenis protista lain,
atau detritus (materi organic dari organism mati). Protozoa hidup soliter atau
berkoloni.jika keadaan lngkungan kurang mneguntungkan protozoa akan membungkus
diri membentuk sista untuk mempertahankan diri. Bila mendapat lingkungan yang
sesuai hewan ini akan aktif lagi. Cara hidupnya ada yang parasit, saprofit dan hidup
bebas.
Organel – organel untuk melakukan
kegiatan hidup antara lain, membrane plasma, sitoplasma dan mitokondria.
Beberapa jenis protozoa memiliki inti lebih dari satu.
b) Alat gerak
b) Alat gerak
Alat gerak berupa bulu cambuk (flagella),
bulu getar (silia) dan kaki semu (pseudopodia).
c) Reproduksi
c) Reproduksi
Reproduksi aseksual (Vegetatif ) pada
kebanyakan protozoa adalah dengan membelah diri. Namun adapula jenis protozoa
yang bereproduksi secara konjugasi yaitu perpaduan antara dua individu yang
belum dapat dibedakan jenis kelaminnya.
Cirri-ciri protozoa
1.Umumnya tidak dapat membuat makanan sendiri
(heterotrof)
2.Protozoa memiliki alat gerak yaitu ada yang berupa kaki
semu, bulu getar (cillia) atau bulu
cambuk (flagel).
3.Hidup bebas, saprofit atau parasit
4.Organisme bersel tunggal
5.Eukariotik atau memiliki membran nukleus/ berinti sejati
6.Hidup soliter (sendiri) atau berkoloni (kelompok)
7.Dapat membentuk sista untuk bertahan hidup. sista,
merupakan bentuk sel protozoa yang terdehidrasi dan berdinding tebal mirip
dengan endospora yang terjadi pada bakteri
8.Protozoa mampu bertahan hidup dalam lingkungan kering
maupun basah.
9.Protozoa tidak mempunyai dinding sel
10.Protozoa merupakan organisme mikroskopis yang prokariot
2.3. Pembagian Kelas
Protozoa dibagi menjadi 4 kelas
berdasar alat gerak
1
|
Rhizopoda (Sarcodina),
alat geraknya berupa pseudopoda (kaki semu)
• Amoeba proteus
memiliki dua jenis vakuola yaitu vakuola makanan dan
vakuola kontraktil.
• Entamoeba histolityca
menyebabkan disentri amuba (bedakan dengan disentri
basiler
yang disebabkan Shigella dysentriae)
• Entamoeba gingivalis
menyebabkan pembusukan makanan di dalam mulut
radang gusi (Gingivitis)
• Foraminifera sp.
osilnya dapat dipergunakan sebagai petunjuk adanya minyak
bumi. Tanah yang mengandung fosil fotaminifera disebut tanah globigerina. • Radiolaria sp.
endapan tanah yang mengandung hewan tersebut digunakan
untuk bahan penggosok. |
2
|
Flagellata (Mastigophora),
alat geraknya berupa nagel (bulu cambuk). Dibagi menjadi 2
kelompok, yaitu:
• Golongan phytonagellata
- Euglena viridis (makhluk hidup peralihah antara protozoa
dengan ganggang)
- Volvax globator (makhluh hidup peralihah antara
protozoa dengan ganggang)
- Noctiluca millaris (hidup di laut dan dapat mengeluarkan cahaya bila terkena
rangsangan mekanik)
• Golongan Zooflagellata,
contohnya :
- Trypanosoma gambiense & Trypanosoma
rhodesiense.
Menyebabkan penyakit tidur di Afrika dengan vektor
(pembawa)
Þ lalat Tsetse (Glossina sp.) Trypanosoma gambiense vektornya Glossina palpalis Þ tsetse sungai Trypanosoma rhodeslense vektornya Glossina morsitans Þtsetse semak
- Trypanosoma cruzl Þ penyakit chagas
- Trypanosoma evansi Þ penyakit surra,
pada hewan ternak
(sapi).
- Leishmaniadonovani Þ penyakit
kalanzar
- Trichomonas vaginalis Þ penyakit keputihan
|
3
|
Ciliata (Ciliophora),
alat gerak berupa silia (rambut getar)
• Paramaecium caudatum Þ disebut binatang sandal, yang memiliki dua jenis
vakuola yaitu vakuola makanan dan vakuola kontraktil yang berfungsi untuk
mengatur kesetimbangan tekanan osmosis (osmoregulator).
Memiliki dua jenis inti Þ Makronukleus dan Mikronukleus
(inti konyugasi.Þreproduktif).
Cara reproduksi, aseksual Þ membelah diri, seksual
• Balantidium coli Þ menyebabkan penyakit diare.
|
4
|
Sporozoa,
adalah protozoa yang tidak memiliki alat gerak
Cara bergerak hewan ini dengan cara mengubah kedudukan
tubuhnya. Pembiakan secara vegetatif (aseksual) disebut juga Skizogoni
dan secara generatif (seksual) disebut Sporogoni.
Marga yang berhubungan dengan kesehatan manusia Þ Toxopinsma
dan Plasmodium.
Jenis-jenisnya antara lain:
- Plasmodiumfalciparum Þ malaria tropika Þ sporulasi tiap hari
- Plasmodium vivax Þ malaria tertiana Þ sporulasi tiap hari ke-3 (48 jam)
- Plasmodium malariae Þ malaria knartana Þ sporulasi tiap hari
ke-4 (72 jam)
- Plasmodiumovale Þ malaria ovale
|
Siklus hidup Plasmodium mengalami
metagenesis terjadi di dalam tubuh manusia (reproduksi vegetatif Þ skizogoni)
dan didalam tubuh nyamuk Anopheles sp. (reproduksi generatif
Þ sporogoni). secara lengkap sebagai berikut:
Sporozoit Þ Masuk Tubuh Di Dalam
Hati (Ekstra Eritrositer) Þ Tropozoid Þ Merozoit (memakan eritrosit Þ Eritrositer)
Þ Eritrosit Pecah (peristiwanya Þ Sporulasi) Þ Gametosit Þ Terhisap
Nyamuk Þ Zygot Ookinet Þ Oosis Þ Sporozeit.
2.4. Peranan
Peran menguntungkan :
1.
Mengendalikan
populasi Bakteri, sebagian Protozoa memangsa Bakteri sebagai makanannya,
sehingga dapat mengontrol jumlah populasi Bakteri di alam.
2.
Sumber
makanan ikan, Di perairan sebagian Protozoa berperan sebagai plankton
(zooplankton) dan benthos yang menjadi makanan hewan air, terutama
udang, kepiting, ikan, dll.
3.
Indikator
minyak bumi, Fosil Foraminifera menjadi petunjuk sumber minyak, gas, dan
mineral.
4.
Bahan
penggosok, Endapan Radiolaria di dasar laut yang membentuk tanah
radiolaria, dapat dijadikan sebagai bahan penggosok.
Peran Merugikan :
·
Protozoa
menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan ternak
BAB III
PENYAKIT YANG
DISEBABKAN PROTOZOA
3.1. Neosporosis Spesies
Neospora adalah protozoa yang hanya baru-baru ini telah diakui
sebagai penyebab aborsi pada sapi. Aborsi
mungkin sporadis atau mereka mungkin terjadi sebagai badai. "Neospora
adalah" penyebab utama aborsi di perusahaan susu drylot di California dan
sering juga didiagnosis pada Nebraska. Meskipun sapi perah tampaknya paling
berisiko terinfeksi, ada laporan dari aborsi disebabkan oleh Neospora
pada sapi. Modus penularan Neospora
tidak diketahui. Hal ini diyakini bahwa Neospora
memiliki siklus hidup mirip dengan Sarcocystis. Dengan demikian, karnivora burung atau mamalia
diyakini untuk menyebarkan penyakit dan ternak yang diyakini menjadi terinfeksi
oleh menelan feed atau hijauan terkontaminasi oleh tinja karnivora. Tidak ada
pengobatan yang efektif untuk sapi terinfeksi dengan Neospora.
Pengendalian populasi karnivora liar diyakini, saat ini, untuk satu-satunya
metode manajemen. Diagnosis aborsi disebabkan oleh Neospora mengharuskan
bantuan laboratorium diagnostic.
3.2. Leptospirosis
Sifat dan Kejadian
Leptospirosis
pada sapi disebabkan oleh spirocheta yang kecil dan berbentuk filamen, yang
terpenting diantaranya adalah Leptospira pamona, L. hardjo, L. grippotyphosa
dan L. conicola. Organisme ini mudah dimusnahkan oleh panas, sinar matahari,
pengeringan, asam, dan desinfektan. Leptospira dapat hidup selama beberapa hari
atau minggu dalam lingkungan yang lembab pada suhu sedang seperti di tambak,
aliran air yang macet atau di tanah basah (Toelihere, 1985).
Air merupakan
media penyebaran utama untuk penyakit ini. Penularannya dapat pula melalui
luka, semen, baik perkawinan alamiah maupun perkawinan dengan IB. selain dapat
menular ke ternak lain penyakit ini juga dapat menular ke manusia (Blakely
&Bade, 1991). Pembawa utama Leptospira adalah rodentia. Anjing dan babi
dapat berfungsi sebagai pembawa potensial (Anonim, 1980).
Penyebaran
Leptospirosis bergantung pada keadaan luar, yaitu penyebarannya terutama
melalui air dan lumpur. Hewan biasanya mengeluarkan Leptospira melalui air
kemih. Bila air kemih in tiba di dalam air atau lumpur yang sedikit alkali atau
netral maka Leptospira itu dapat tinggal hidup berminggu-minggu. Bila hewan
atau orang kontak langsung dengan air atau lumpur ini maka ia terinfeksi.
Leptospira ini masuk ke dalam tubuh melalui selaput lendir konjungtiva, mulut,
hidung dan luka kulit.
3.3. Camphylobacteriosis
Sifat dan Kejadian
Camphylobacteriosis
yang disebabkan oleh Camphylobakter foetus veneralis (dahulu disebut Vibrio
fetus veneralis) adalah salah satu penyakit penyebab utama kegagalan reproduksi
pada sapi yang disebarkan melalui perkawinan. Umumnya ditemukan kematian embrio
dini atau abortus pada bulan ke-4 sampai akhir kebuntingan (Toelihere, 1985).
Penyebarannya
lewat ingesti, masuk darah menyebabkan plasentitis dengan kotiledon hemoragik
dan sekitar interkotiledonaria mengalami udema (Prihatno, 2006).
3.4. Tripanosomiasis
Lazimnya dikenal sebagai penyakit Surra, disebabkan oleh
semacam protozoa yang merupakan parasit darah yaitu Trypanosoma evansi.
Penyakit Surra ini merupakan penyakit menular pada hewan dapat bersifat akut
maupun kronis. Penyakit Surra Penyakit Surra biasanya terjadi secara sporadis
tetapi kadang-kadang dapat juga terjadi wabah.
Congolense mungkin penyebab dari. The
organism is transmitted by Tabanus, Stomoxys, Lyperosaa and Haematobia
flies (Scott, 1973), which are prevalent around river banks and watering points
in the arid zones. Organisme ini ditularkan oleh Tabanus, Stomoxys,
Lyperosaa dan Haematobia lalat (Scott, 1973), yang lazim di sekitar
tepi sungai dan titik-titik air di zona kering. Tsetse
flies, the main vectors of bovine trypanosomiasis, are not involved in the
transmission of T. Tsetse lalat, vektor utama trypanosomiasis
sapi.
Cara terbaik untuk mengendalikan penyakit adalah dengan
perawatan dengan obat-obatan. Two drugs have proved
useful: Naganol (Suramin, Moranyl) and Anthrycide. Dua obat telah
terbukti bermanfaat: Naganol (Suramin, Moranyl) dan Anthrycide. It is necessary to give the correct dosage since
underdosing may create resistant trypanosomes. Hal ini diperlukan untuk
memberikan dosis yang tepat karena underdosing dapat membuat trypanosomes
tahan. Scott (1973) reported strains of T . evansi
which were resistant to Suramin in Ethiopia and recommended the use of
Anthrycide sulphate. Scott (1973) melaporkan strain dari T. Evansi
yang tahan terhadap Suramin di Ethiopia dan merekomendasikan penggunaan sulfat
Anthrycide. Fazil (1977) reported good results with
Anthrycide sulphate injected subcutaneously at a dosage of 4.4 mg/kg body
weight, 2 g being sufficient for a 500 kg animal. Fazil (1977)
melaporkan hasil yang baik dengan sulfat Anthrycide disuntikkan secara subkutan
dengan dosis 4,4 mg / kg berat badan, 2 g yang cukup untuk hewan kg 500.
3.5. Trikomoniasis
Disebabkan oleh organisme janin
Tritrichomonas protozoa, trikomoniasis adalah penyakit kelamin yang dapat menyebabkan aborsi
dan ketidaksuburan. sapi terinfeksi atau Heifers mungkin memiliki rahim debit selama beberapa bulan. Vaksin
tersedia tetapi keberhasilan mereka telah dipertanyakan. Penggunaan sapi perawan atau
inseminasi buatan (AI) akan membantu dalam kontrol. lembu tidak menunjukkan
tanda-tanda penyakit, tetapi mereka mungkin pelabuhan T. foetus janin
dalam kulit khatan mereka (selubung) untuk periode kecuali pengobatan khusus
diberikan.
Diagnosis trikomoniasis dibuat dengan mengidentifikasi
T. janin dengan benar dipersiapkan preputial atau cairan vagina. Bantuan dari
laboratorium diagnostik kesehatan hewan biasanya diperlukan untuk diagnosis
akurat.
3.6. Sarcocystosis
Sarcocystis spesies protozoa yang kadang-kadang
menyebabkan aborsi pada sapi."
Aborsi biasanya sporadis tetapi mereka mungkin terjadi sebagai badai. "Sarcocystis
adalah" disebarkan oleh karnivora (liar dan domestik) dan ternak menjadi
terinfeksi oleh hijauan pakan menelan atau terkontaminasi oleh tinja
karnivora. Aborsi dapat terjadi pada
setiap tahap kehamilan. Tidak ada efektif pengobatan untuk sapi yang terinfeksi
dengan Sarcocystis. Meskipun
tidak selalu layak, mengendalikan populasi karnivora liar adalah dikenal
satunya metode manajemen. Diagnosis
aborsi disebabkan oleh Sarcocystis membutuhkan bantuan laboratorium diagnostic.
DAFTAR
PUSTAKA
Sabtu, 07 April 2012
makalah budidaya ternak kelinci
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ternak ini semula hewan
liar yang sulit dijinakkan. Kelinci dijinakkan sejak 2000 tahun silam dengan
tujuan keindahan, bahan pangan dan sebagai hewan percobaan. Hampir setiap
negara di dunia memiliki ternak kelinci karena kelinci mempunyai daya adaptasi
tubuh yang relatif tinggi sehingga mampu hidup di hampir seluruh dunia. Kelinci
dikembangkan di daerah dengan populasi penduduk relatif tinggi, Adanya
penyebaran kelinci juga menimbulkan sebutan yang berbeda, di Eropa disebut
rabbit, Indonesia disebut kelinci, Jawa disebut trewelu dan sebagainya.
Kelinci
merupakan satu hewan ternak yang mempunyai banyak manfaat, mulai dari binatang
hias, penghasil kompos dari kotoran/fesesnya, tulangnya digunakan sebagai bahan
tepung tulang, penghasil daging yang mempunyai gizi tinggi serta rambut dan kulitnya dapat digunakan sebagai bahan
kerajinan.
Sejak maraknya daging gelonggongan pada sapi dan ayam tiren serta flu burung dan antraks, daging kelinci menjadi sasaran konsumsi sebagai pengganti daging tersebut. Dari berbagai jenis kelinci , kelinci Flamish Giant merupakan alternatif, karena kelinci ini memiliki bobot badan yang besar, berat badannya mampu mencapai sampai 10 kilogram bahkan ada yang mencapai 12 kilogram. sehingga daging yang dihasilkan juga cukup banyak.
Sejak maraknya daging gelonggongan pada sapi dan ayam tiren serta flu burung dan antraks, daging kelinci menjadi sasaran konsumsi sebagai pengganti daging tersebut. Dari berbagai jenis kelinci , kelinci Flamish Giant merupakan alternatif, karena kelinci ini memiliki bobot badan yang besar, berat badannya mampu mencapai sampai 10 kilogram bahkan ada yang mencapai 12 kilogram. sehingga daging yang dihasilkan juga cukup banyak.
Kelinci merupakan golongan ternak herbivora yang
mempunyai sifat coprophage/cecotrophy Sifat ini merupakan ciri
khas dari kelinci, yaitu tingkah laku kelinci memakan kembali kotoran (faeces)
lunak langsung dari anusnya (coprophage pellets) yang terjadi pada malam
hari, sehingga disebut juga Ruminansia semu (pseudo-ruminant). Walaupun memiliki caecum (bagian
pertama usus besar) yang besar, kemampuan kelinci dalam mencerna serat kasar
terbatas, tidak sebanyak ruminansia.
Dalam peternakan kelinci, kelangsungan hidupnya akan
sangat tergantung perhatian dan tatalaksana pemeliharaan dari peternaknya. Jenis, jumlah, dan mutu pakan yang diberikan
sangat menentukan pertumbuhan, perkembangan, kesehatan, dan produksi.
B. Rumusan Masalah
Adapun
masalah-masalah yang di bahas dalam makalah ini dirumuskan sebagai berikut:
·
Jenis-jenis kelinci yang ada
·
Cara budidaya kelinci
C. Ruang Lingkup
Makalah ini membahas mengenai:
·
Mengetahui
ciri-ciri dari kelinci
·
Mengetahui
cara beternak
D.
Manfaat Penulisan
Sebagai bahan informasi
bahwa kelinci. Sebagai pengembang ilmu
pengetahuan pada Matakuliah Aneka Ternak
BAB II
METODE PENULISAN
A. Objek Penulisan
Objek penulisan mencakup
tentang pemeliharaan kelinci khususnya kelinci.
Dalam
suatu usaha peternakan ada tiga faktor utama yang sangat penting yang dikenal dengan
"Segitiga Emas"(Breeding, Feeding dan Management). Ketiga faktor ini satu sama lain harus selalu
berhubungan dan saling menunjang, disampaing faktor lainnya yang saling
mendukung dari ketiga faktor tersebut yaitu kesehatan dan pencegahan penyakit serta
pemasaran yang tidak boleh diabaikan dengan begitu saja.
B. Dasar Pemilihan Objek
Objek yang penulis pilih adalah mengenai ternak
kelinci.
C. Metode Pengumpulan Data
Dalam penulisan makalah
ini, penulis secara umum mendapatkan bahan tulisan dari berbagai referensi,
baik dari tinjauan kepustakaan berupa buku – buku atau dari sumber media
internet yang terkait dengan ternak kelinci.
D. Metode Analisis
Penyusunan makalah ini
berdasarkan metode deskriptif analisis, yaitu dengan mengidentifikasi
permasalahan berdasarkan fakta dan data yang ada, menganalisis permasalahan
berdasarkan pustaka dan data pendukung lainnya, serta mencari alternatif
pemecahan masalah.
BAB III
ISI dan PEMBAHASAN
A. Jenis – Jenis Kelinci
Ras kelinci memiliki ukuran, warna dan
panjang bulu, pertumbuhan dan pemanfaatan berbeda-beda antara satu dan
lainnya. Ras-ras kelinci tersebut antara
lain sebagai berikut :
1.
Angora
Asal usul kelinci ras Angora kurang jelas. Konon, berasal dari kelinci
liar yang berkembang secara mutasi dengan spesifik berbulu panjang. Angora
pertama kali di temukan dan di bawa oleh pelaut Inggris, kemudian di bawa ke
Perancis tahun 1723. Tahun 1777 Angora menyebar ke Jerman . Tahun 1920 meluas
ke negara-negara Eropa Timur, Jepang, Kanada, dan Amerika Serikat. Sampai kini
Prancis menjadi pusat peternakan kelinci Angora terbesar yang menghasilkan
wool. Angora dewasa berbobot 2.7 kg, baik jantan maupun betina. Pertumbuhan
bulunya yang sangat cepat yakni 2.5 cm per bulan, membuat kita hatus rajin
mencukurnya 6-8 cm tiap tiga bulannya.
2. Lyon
Sesungguhnya lyon adalah angora
inggris yang kupingnya pendek, wajahnya di penuhi bulu-bulu panjang, mirip
seperti lion (singa).
3. American Chinchilla
Kelinci ras ini dibedakan jadi tiga tipe, yaitu standar
(bobot dewasa 2.5-3 kg), besar (bobot dewasa 4.5-5 kg), giant (bobot dewasa 6-7
kg). Semua di manfaatkan untuk ternak dwiguna yaitu produksi fur dan daging.
Kelinci raksasa alias Giant Chinchilla merupakan hasil persilangan antara
Standard Chinchilla dan Flemish Giant.
4. Dutch
Ras dutch (Belanda) sangat terkenal di seluruh dunia sebagai
hewan hias piaraan. bobot dewasa jantan dan betina antara 1.5-2,5 kg. Betina
bersifat keibuan fertilitasnya tinggi. Setiap kali melahirkan, kelinci
menghasilkan anak 7-8 ekor. Warna bulunya khas, melingkar seperti pelana
berwarna putih dari punggung terus ke leher sampai kaki depan bagian belakang
dan kepala hitam,cokelat atau abu-abu.Moncong dan dahi putih. Kaki depan
seluruhnya putih.Kaki belakang hitam atau warna lain dengan ujung kaki
putih.Ada pula yang sekaligus memiliki 3 macam warna, sering di sebut
Tricolored Dutch.
4. English Spot
Ras ini berwarna putih dengan tutul-tutul hitam. Sepanjang
punggung ada garis hitam, dari pangkal telinga memanjang sampai ke ujung ekor.
Perut bertutul-tutul hitam seperti puting susu. Telinga hitam, mata dilingkari
bulu hitam, sehingga tampak seperti memakai kaca mata. Hidung diliputi bulu
hitam berbentuk kupu-kupu.
5. Himalayan
Banyak yang meyakini asalnya dari Cina sebab di sana banyak
di jumpai kelinci ini. Mula-mula di bawa dari cina ke Eropa sebagai pengisi
kebun binatang dan dikenal dengan nama ‘Kelinci hidung hitam dari Cina’. Warna
hitam pada kaki mulai timbul pada umur 3-4 minggu, mula-mula pucat lalu menjadi
hitam. Himalayan yang disilangkan dengan New Zealand White, anak-anaknya
menyerupai Himalayan. Kalau disilangkan dengan kelinci berwarna lain,
keturunannya tak ada yang menyerupai Himalayan.
6. Flemish Giant
Kelinci
jenis ini termasuk ukuran yang cukup besar dari jenis-jenis kelinci yang lain.
7. Havana
Ras ini bertumbuh pendek, kepalanya kecil dan
pendek, tapi lebar. Matanya biasanya bercahaya merah delima, telinganya berdiri
tegak dengan dasar telinga lebar.Pantat dan kaki belakangnya bulat, berisi
penuh. Warna bulunya hitam,biru, dan coklat.
8. Lop
Jenis ini termasuk yang favorit saya, memiiki ciri khas
kepala lebar mata hitam dan telinganya koploh atau menggatung jatuh
kebawah. Telinganya panjang, lebar,
tebal, menggantung dari samping kepala ke bawah tetapi tidak sampai menggeser
di tanah. Diantara macam-macam Lop, yang paling terkenal English Lop.
9. Nederland Dwarf
Ras kelinci
kerdil ini berasal dari Belanda, sering juga di panggil kelinci mini, karena
jenis ini merupakan jenis kelinci terkecil didunia. Bobot dewasa nya hanya 0.9
kg.Bentuk tubuhnya pendek, kepalanya agak bulat.
10. New Zealand White
Ras ini
merupakan kelinci albino, tak mempunyai bulu yang mengandung pigmen. Bulunya
putih mulus, padat, tebal dan agak kasar kalo di raba. Mata merah,asalnya dari
New Zealand, makanya dia punya nama New Zealand White.
11. Polish
Ras ini
merupakan kelinci kecil, hampir mirip dengan Nederland Dwarf, hanya sedikit
lebih besar. Kepala bulat, telinga tegak sekitar 6 cm panjangnya.Matanya merah
delima atau biru.
12. Rex
Sebenarnya Rex
termasuk kelinci baru. Ras ini mulai di kenal di Amerika Serikat sejak tahun
1980-an, sebagai binatang kontes.Yang paling spesial dari Rex yaitu bulunya
yang halussss banget. Apalagi kalo si Rex ini hidup di lingkungan yang bersuhu
berkisar 5-15 C,makin rendah suhu lingkungan, makin indah dan bagus mutu
bulunya. Ras Rex yang paling terkenal adalah White Rex, yang berbulu putih
mulus dan tebal. Kualitas bulunya sangat baik, lembut seperti beludru. Ras ini
juga di sebut Ermine Rex.
13. Satin
Ras satin
berbulu tebal, badannya panjang, kepala lebar, leher pendek, telinganya yang
lebar tampak seimbang dengan badannya. Tulang-tulangnya tampak kuat. Kakinya
lurus. Kukunya hitam gelap.
14. Tan
Ras ini
termasuk kelinci kelinci kecil, berwarna cokelat kemerah-merahan.Warnyanya
jelas, terang, terdapat di bawah dagu sampai ke dada, tengkuk, dan bawah ekor.
Bagian perut sampai bagian sebelah dalam kaki depan juga berwarna cokelat
kemerah-merahan. Telapak kakinya putih.
15. Californian
Kelinci ini
merupakan hasil persilangan keturunan hasil kawin silang Himalayan dan
Chinchilla dengan New Zealand White. Bulunya putih dengan telinga, hidung, ekor, dan kaki kelabu tua atau hitam.
Warna hitam di hidung bisa mencapai separuh muka. Bobot kelinci dewasa jantan
ideal 3.6 -4.5 kg, betina 4.3 – 4.7 kg. Punggung sedikit membulat, bagian
samping dan bahu penuh berisi daging. Induk dapat mengasuh anak-anaknya dengan
baik, jumlah anak yang dilahirkan per tahun bisa mencapai 48 ekor. Bobot umur
60 hari rata-rata 1.8 kg. Alias, jenis ini kebanyakan indukan yang penyanyang.
16. Champagne d’Argent
Prancis, yaitu distrik Champagne. Diternakan untuk
diambi fur-nya.Kelinci ini, di Amerika dikenal sebagai French Silver, karena
warna bulunya putih perak.Kata Argente dari bahasa Prancis yang berarti
perak.Kelinci ini merupakan penghasi daging yang baik.Bobot dewasa rata-rata
3.6 kg. Pada saat lahir berwarna hitam, setelah umur 3-4 bulan berubah
perakatau putih susu dengan warna kulit biru tua, dan ketika dewasa berbulu
biru dengan ujung putih perak.Warna bulunya merata diseluruh tubuh, termasuk
kepala, telinga, dan kaki. Telinga tegak, ujung membulat. Anak umur 5 minggu
berbobot 1.8 – 2.7 kg.
17. Carolina
Ras ini berasal dari hasil persilangan
antarspesies New Zealand White. Bulunya putih, pertumbuhannya cepat, dan daya
reproduksinya tinggi. Penampilannya lebih besar dan lebih putih daripada New
Zealand White, terutama yang berkelamin jantan. Memiliki daya tahan tubuh yang
tinggi, sehingga cukup kuat terhadap serangan penyakit dan mampu hidup pada
kondisi di bawah normal.
18. Checkered Giant
Ras ini berasal dari Jerman. Badan panjang,
punggung melengkung dengan baik. Paha dan pinggul lebar. Di ternakkan untuk di ambil dagingnya.Bobot dewasa
ideal jantan 5 kg, betina 5.4 kg. Dibedakan atas dua warna, yaitu hitam
dan biru.
19. Siamese Sable
Ras ini memiliki pola warna seperti bulu kucing
siam. Peternak membedakan warnanya dalam tiga corak, yaitu cokleat muda, agak
cokelat muda dan agak cokelat di sebut Siamese Sable. Bobot dewasa,
jantan maupun betina, antara 2.25 – 3.5 kg.
20. Silver
Ras asli
kelinci ini adalah Silver Grey, berwarna perak abu-abu. Warna bulunya hitam, di
bagian dalam biru-hita diselingi bul u penutup perak keputih-putihan. Warna
perak inilah yang membuat kelinci Silver terlihat cantik dan menarik.
Selain silver Grey, ada pula Silver Fawn (perak coklat mudah kekuningan), Siver Brown (perak coklat), dan Silver Fox (warna utama hitam dengan kombinasi biur, coklat, dan ungu). Kelinci Silver memiliki proporsi tubuh yang baik, otot-otot kuat, kepala pendek, telinga pendek, kaki pendek dan kuat. Bobot kelinci Silver Grey, SIlver Fawn, dan Silver Brown dewasa, jantan maupun betina 2,7 – 3,2 g. Silver Fox merupakan hasil persilangan dengan Chinchilla, bobot kelinci dewasa jantan 3.6 – 5 kg, betina 4,0 – 5,45 kg.
Selain silver Grey, ada pula Silver Fawn (perak coklat mudah kekuningan), Siver Brown (perak coklat), dan Silver Fox (warna utama hitam dengan kombinasi biur, coklat, dan ungu). Kelinci Silver memiliki proporsi tubuh yang baik, otot-otot kuat, kepala pendek, telinga pendek, kaki pendek dan kuat. Bobot kelinci Silver Grey, SIlver Fawn, dan Silver Brown dewasa, jantan maupun betina 2,7 – 3,2 g. Silver Fox merupakan hasil persilangan dengan Chinchilla, bobot kelinci dewasa jantan 3.6 – 5 kg, betina 4,0 – 5,45 kg.
Anak-anak
SIlver tidak mempunyai bulu perak sampai umur 2-3 bulan. Warna perak mulai
tumbuh dari kaki, kepala, telinga, baru ke seluruh tubuh setelah umur 5 bulan.
Kelinci Silver di ternak terutama untuk di ambil bulunya.
B. Breeding
Untuk
syarat ternak tergantung dari tujuan utama pemeliharaan kelinci tersebut.
Untuk tujuan jenis bulu maka jenis
Angora, American Chinchilla dan Rex merupakan ternak yang cocok. Sedang untuk tujuan daging maka jenis
Belgian, Californian, Flemish Giant,
Havana, Himalayan dan New Zealand merupakan
ternak yang cocok dipelihara.
1) Pemilihan bibit dan calon induk Bila peternakan bertujuan untuk daging,
dipilih jenis kelinci yang berbobot badan dan tinggi dengan perdagingan
yang baik, sedangkan untuk tujuan bulu jelas memilih bibit-bibit yang punya
potensi genetik pertumbuhan bulu yang baik. Secara spesifik untuk keduanya
harus punya sifat fertilitas tinggi, tidak mudah nervous, tidak cacat, mata bersih
dan terawat, bulu tidak kusam, lincah/aktif bergerak.
2) Perawatan Bibit dan calon induk Perawatan bibit menentukan
kualitas induk
yang baik pula, oleh karena itu perawatan utama yang perlu perhatian adalah
pemberian pakan yang cukup, pengaturan dan sanitasi kandang yang baik serta mencegah kandang dari gangguan luar.
yang baik pula, oleh karena itu perawatan utama yang perlu perhatian adalah
pemberian pakan yang cukup, pengaturan dan sanitasi kandang yang baik serta mencegah kandang dari gangguan luar.
3) Sistem
Pemuliabiakan Untuk mendapat
keturunan yang lebih baik dan
mempertahankan sifat yang spesifik maka pembiakan dibedakan dalam 3 kategori
yaitu:
mempertahankan sifat yang spesifik maka pembiakan dibedakan dalam 3 kategori
yaitu:
a. In Breeding (silang dalam), untuk
mempertahankan dan menonjolkan sifat
spesifik misalnya bulu, proporsi daging.
spesifik misalnya bulu, proporsi daging.
b. Cross Breeding
(silang luar), untuk
mendapatkan keturunan
lebih baik/menambah sifat-sifat
unggul.
c. Pure
Line
Breeding
(silang
antara bibit murai),
untuk mendapat
bangsa/jenis baru yang diharapkan memiliki penampilan yang
merupakan perpaduan 2 keunggulan bibit.
4) Reproduksi
dan Perkawinan Kelinci
betina segera dikawinkan ketika mencapai
dewasa pada umur 5 bulan (betina dan jantan). Bila terlalu muda kesehatan
terganggu dan mortalitas anak tinggi. Bila pejantan pertama kali
mengawini, sebaiknya kawinkan dengan betina yang sudah pernah beranak. Waktu
kawin pagi/sore hari di kandang pejantan dan biarkan hingga terjadi 2 kali
perkawinan, setelah itu pejantan dipisahkan.
dewasa pada umur 5 bulan (betina dan jantan). Bila terlalu muda kesehatan
terganggu dan mortalitas anak tinggi. Bila pejantan pertama kali
mengawini, sebaiknya kawinkan dengan betina yang sudah pernah beranak. Waktu
kawin pagi/sore hari di kandang pejantan dan biarkan hingga terjadi 2 kali
perkawinan, setelah itu pejantan dipisahkan.
5) Proses
Kelahiran Setelah
perkawinan kelinci akan mengalami kebuntingan selama
30-32 hari. Kebuntingan pada kelinci dapat dideteksi dengan meraba perut kelinci
betina 12-14 hari setelah perkawinan, bila terasa ada bola-bola kecil berarti terjadi
kebuntingan. Lima hari menjelang kelahiran induk dipindah ke kandang
beranak untuk memberi kesempatan menyiapkan penghangat dengan cara
merontokkan bulunya. Kelahiran kelinci yang sering terjadi malam hari
dengan kondisi anak lemah, mata tertutup dan tidak berbulu. Jumlah anak
yang dilahirkan bervariasi sekitar 6-10 ekor.
30-32 hari. Kebuntingan pada kelinci dapat dideteksi dengan meraba perut kelinci
betina 12-14 hari setelah perkawinan, bila terasa ada bola-bola kecil berarti terjadi
kebuntingan. Lima hari menjelang kelahiran induk dipindah ke kandang
beranak untuk memberi kesempatan menyiapkan penghangat dengan cara
merontokkan bulunya. Kelahiran kelinci yang sering terjadi malam hari
dengan kondisi anak lemah, mata tertutup dan tidak berbulu. Jumlah anak
yang dilahirkan bervariasi sekitar 6-10 ekor.
C. Feeding
a.
Sumber Pakan
Kelinci membutuhkan pakan untuk kebutuhan hidup pokok dan
produksi. Bahan pakan untuk kelinci
secara garis besar dibagi menjadi dua golongan, yaitu: hijauan (forage) dan
penguat (konsentrat).
1.
Hijauan
Hijauan merupakan pakan pokok kelinci yang pemberiannya
sebanyak 60-80 %, meliputi antara lain: jenis rumput-rumputan (graminae),
teki (cyperaeceae), dan kacang-kacangan (leguminoceae). Jenis
hijauan yang banyak terdapat di Indonesia dan biasa diberikan kepada kelinci
antara lain: rumput lapang, rumput jampang, gigirinting, daun turi, daun
pisang, daun ubi jalar, kangkung, daun kacang tanah, sawi, wortel, kol dan
lain-lain.
Hijauan tersebut dapat diberikan dalam bentuk segar yang
telah dilayukan terlebih dahulu, maupun dalam bentuk awetan (hay).
Hijauan segar yang dilayukan dimaksudkan untuk
menghilangkan getah dan racun yang dapat mengakibatkan mencret, kembung, dan
kejang-kejang.
Hijauan awetan diberikan pada saat hijauan segar sulit
diperoleh karena adanya musim kemarau panjang.
2.
Pakan
Penguat (Konsentrat)
Konsentrat dibutuhkan kelinci untuk memperoleh produksi
yang memadai, terutama pada saat masa pertumbuhan, bunting, dan menyusui.
Bahan pakan penguat antara lain: jagung giling, dedak
padi, bungkil kelapa, polar, molasis dan lain-lain. Bahan-bahan tersebut mengandung protein
tinggi dan serat kasar yang rendah.
b.
Zat Pakan
Kelinci membutuhkan zat pakan yang tersedia cukup dalam
ransumnya untuk kebutuhan hidup pokok, produksi dan keperluan proses
metabolisme di dalam tubuh. Zat-zat
tersebut antara lain: karbohidrat, protein, lemak, mineral, vitamin dan air.
1.
Karbohidrat
Fungsi karbohidrat dalam ransum kelinci adalah sebagai
sumber energi. Kelebihan energi akan
disimpan dalam bentuk glikogen dan lemak.
Dalam kondisi kurang pakan lemak-lemak tersebut mengalami pemecahan
menjadi sumber energi bagi keperluan fisiologi tubuh.
2.
Protein
Fungsi protein dalam ransum kelinci adalah sebagai sumber
zat pembangun. Kelinci muda membutuhkan protein untuk pertumbuhan. Kelinci bunting dan induk menyusui
membutuhkan protein dalam ransum untuk perkembangan embriyo, pertumbuhan anak
dan produksi susu.
3.
Lemak
Fungsi lemak adalah sebagai sumber energi dalam ransum
kelinci. Pemberian 2-3 % kadar lemak
dalam ransum sudah mencukupi kebutuhan hidupnya.
4.
Mineral
Mineral merupakan unsur yang paling diperlukan dalam
semua fase pertumbuhan kelinci.
Kebutuhan paling tinggi terhadap mineral didapatkan pada induk laktasi dan
anak kelinci pada awal periode pertumbuhan.
5.
Vitamin
Vitamin dibutuhkan untuk pertumbuhan normal, hidup pokok
dan mengatur metabolisme.
Vitamin A
Vitamin A dibutuhkan kelinci untuk memelihara jaringan,
alat reproduksi dan untuk pembentukan tulang rawan.
Vitamin D
Peranan vitamin D dalam tubuh kelinci sangat erat
hubungannya dengan metabolisme mineral Ca dan P. Defisiensi vitamin D akan memperlihatkan
gejala osteoporosis (pengeroposan tulang), sedang pemberian yang berlebih akan
mengakibatkan pengapuran jaringan ginjal dan saluran pembuluh darah.
Vitamin E
Vitamin E dibutuhkan kelinci untuk memelihara jaringan
(sel-sel) tubuh dan dalam sintesa hormon-hormon reproduksi.
Vitamin K
Vitamin K dibutuhkan kelinci dalam proses reproduksi
normal, pembekuan darah.
6.
Air
Air adalah zat makanan yang penting bagi kehidupan
ternak, sedangkan fungsi air bagi tubuh ternak dalam hidupnya antara lain:
- Penghantar panas
- Pelarut zat makan
- Berperan dalam reaksi enzimatis
- Berperan sebagai bantalan sistem syaraf
Kelinci New Zealand White membutuhkan air sekitar 250
ml/ekor/hari, sedangkan kelinci tipe kecil (lokal) konsumsi air minumnya 50-70
ml/ekor/hari.
c.
Kebutuhan Zat Pakan
Kelinci sedang tumbuh (4-12 minggu) membutuhkan serat
kasar 14 persen, lemak 3 persen, protein kasar 17 persen, energi 2500 kcal/kg,
kalsium 0,5 persen dan phospor 0,3 persen.
Kelinci sedang menyusui membutuhkan serat kasar 14
persen, lemak 3 persen, protein kasar 15 persen, energi 2500 kcal/kg, kalsium
1,1 persen dan phospor 0,8 persen.
D. Manajemen/Tatalaksana
a. Perkandangan
Habitat atau tempat hidup yang asli bagi kelinci,
sebagaimana hewan liar, kelinci hidup dan berkembangbiak di alam bebas, kelinci
mempunyai kebiasaan menggali tanah, membuat lubang atau terowongan. Bagi
kelinci lubang berfungsi sebagai tempat berlindung kelinci dari binatang buas
atau predator yang siap memangsanya, sebagai tempat untuk mempertahankan tubuh
agar tetap hangat dari pengaruh dinginnya suhu di permukaan tanah atau sekedar
untuk tempat bernaung dari hujan atau teriknya matahari atau berlindung dari
terpaan angin. Lubang juga difungsikan sebagai sarang untuk beranak dan
memelihara anak-anak sebelum dewasa.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka dalam pembuatan
kandang harus mengacu pada hakekat fungsi kandang, antara lain :
- Melindungi ternak dari pengaruh buruk cuaca (angin, dingin, hujan, panas matahari)
- Melindungi ternak dari predator (hewan pemangsa) atau binatang buas, antara lain : ular, musang, kucing, anjing.
- Memudahkan dalam pengelolaan (pemberian pakan, minum, penanganan kesehatan, sanitasi, vaksinasi, seleksi, pembersihan kotoran dan pemanenan hasil)
Kandang adalah merupakan tempat melakukan aktivitas
produksi bagi ternak dan peternak. Oleh karena itu kondisi kandang harus
mencerminkan hal-hal yang mendukung produksi, antara lain : nyaman dan aman.
Dengan demikian, dalam pembuatan kandang harus memperhatikan beberapa hal,
antara lain :
v
Konstruksi
kandang dan perlengkapan.
v
Bahan
yang digunakan dalam pembuatan kandang dan perlengkapan,
v
Ukuran
(panjang, lebar, tinggi) kandang.
Suhu lingkungan yang ideal untuk kelinci adalah 16-20oC.
Pada suhu yang lebih tinggi dari suhu ideal, kelinci akan kehilangan energi
untuk menjaga temperatur tubuh. Jadi rendahnya produktivitas kelinci daerah
tropis, besar kemungkinan salah satunya disebabkan oleh stres panas.
Kandang kelinci, biasanya hanya merupakan petakan atau
sekat ruangan. Bisa dibawah bangunan utama atau bangunan tersendiri. Artinya,
beberapa kandang kelinci dengan berbagai susunan berada di bawah naungan bangunan
besar atau rumah. Dapat pula kandang-kandang kelinci tersebut berada di halaman
atau pekarangan dengan menggunakan atap tersendiri.
A. Kandang kelinci berada dalam bangunan utama
|
B. Kandang kelinci berada di halaman atau pekarangan
dengan atap menyatu.
|
A
|
B
|
Konstruksi kandang :
Atap : Nyaman, melindungi ternak dari hujan dan panas matahari. Bahan :
Seng, asbes, genteng, sirap, ilalang.
Tiang : Kuat. Bahan : Kayu, bambu, beton, tembok, besi.
Dinding : Kuat dan melindungi ternak. Bahan : Kayu, bambu, tembok
Lantai : Datar, tidak lembab. Bahan : Kayu, bambu, tembok, tanah, kawat.
Ventilasi baik : Sirkulasi udara lancar.
Letak Kandang
Agar supaya kandang benar-benar nyaman dan aman bagi ternak sehingga
memberikan kesempatan ternak untuk dapat berproduksi secara optimal, kandang
kelinci sebaiknya ditempatkan di lokasi yang sesuai, yaitu :
v
Kering
atau tidak lembab,
v
Aman
dari binatang buas atau predator,
v
Terlindung
dari pengaruh buruk cuaca (hujan, panas, dingin, angin),
v
Jauh
dari lalulintas masyarakat sekitar.
v
Tidak
terlalu jauh dari rumah guna memudahkan pengawasan.
b. Kesehatan
Ada tiga kegiatan pokok dalam penangan kesehatan ternak,
khususnya kelinci, yaitu : pencegahan (sanitasi, isolasi dan vaksinasi),
pengobatan dan pemusnahan.
c. Jenis
Penyakit Kelinci
Kelinci yang terserang penyakit pada umumnya
menunjukkan gejala-gejala yang cukup mencolok, yaitu: nafsu makan turun, mata
sayu, suhu badan naik turun, dan beberapa tanda khas dari penyakit yang
menghinggapinya.
Beberapa penyakit yang sering menyerang
kelinci, antara lain enteritis kompleks, pasteurellosis, young doe syndrome,
skabies, dan koksidiosis.
Enteritis kompleks.
d. Rekording
Kegiatan pencatatan atau dikenal juga dengan istilah rekording adalah
sangat penting.
e. Panen
1. Hasil Utama
Hasil utama kelinci adalah daging dan bulu
2. Hasil Tambahan
Hasil tambahan berupa kotoran untuk pupuk
3. Penangkapan
Kemudian yang perlu diperhatikan cara memegang kelinci
hendaknya yang benar
agar kelinci tidak kesakitan.
f.
Pascapanen
1. Stoving
Kelinci dipuasakan 6-10 jam sebelum potong
untuk mengosongkan usus. Pemberian minum tetap .
2. Pemotongan
Pemotongan biasa, sama seperti memotong ternak
lain.
3. Pengulitan
Dilaksanakan mulai dari kaki belakang ke arah
kepala dengan posisi kelinci
digantung.
digantung.
4. Pengeluaran Jeroan
Kulit perut disayat dari pusar ke ekor
kemudian jeroan seperti usus, jantung dan paru-paru dikeluarkan. Yang perlu
diperhatikan kandung kemih jangan sampai pecah karena dapat mempengaruhi
kualitas karkas.
5. Pemotongan Karkas
Kelinci dipotong jadi 8 bagian, 2 potong kaki
depan, 2 potong kaki belakang, 2 potong bagian dada dan 2 potong bagian
belakang. Presentase karkas yang baik 49-52%.
Kelinci disembelih dengan cara memotong vena jugularis,
arteri carotis, oesophagus dan trachea. Kelinci yang telah
disembelih dipisahkan kepala, kaki yang dipotong bagian persendian carpus
dan tarsus, dikuliti, dikeluarkan isi rongga dada dan rongga perut
kecuali hati, jantung dan ginjal untuk memperoleh karkas.
Untuk menyembelih kelinci diperlukan dua orang, satu orang memegang, sedang
yang lain menyembelih dengan menggunakan pisau tajam.
Sebelum menguliti, keluarkan terlebih dahulu kantomg
kencing agar tidak mencemari karkas.
Berat karkas kelinci rata-rata 55% dari berat hidupnya.
BAB
III
Kesimpulan
dan Saran
A. Kesimpulan
Dari
hasil di atas dapat disimpulkan alasan mengapa harus beternak kelinci adalah
sebagai berikut:
1.
Pemeliharaan dan perawatannya mudah
2.
Tidak membutuhkan lahan yang luas
3.
Biaya produksi relatif murah sehingga tidak membutuhkan modal besar
4.
Ternak penghasil daging berkualitas dengan kadar lemak rendah
5.
Ketersediaan pakan yang melimpah, karena mampu memanfaatkan pakan dari sisa
dapur dan hasil sampingan produk pertanian
6.
Termasuk ternak yang prolific, yaitu ternak yang mampu beranak banyak per
kelahiran
7.
Hasil sampingannya pun masih bisa dimanfaatkan.
B. Saran
Untuk lebih memahami
semua tentang ternak kelinci, disarankan para pembaca mencari referensi lain
yang berkaitan dengan materi pada makalah ini. Selain itu, diharapkan para
pembaca setelah membaca makalah ini mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehari – hari.
Yang perlu diperhatikan dalam usaha ternak
kelinci adalah persiapan lokasi yang sesuai, pembuatan kandang, penyediaan
bibit dan penyediaan pakan.
DAFTAR PUSTAKA
Susandari L, Lestari
C.M.S. dan Wahyuni H.I., 2004. Komposisi lemak tubuh kelinci yang mendapat
pakan pellet dengan berbagai aras lisin. Prosiding Seminar Nasional Teknologi
Peternakan dan Veteriner. 2: 663-669.
Lestari C.M.S., 2004. Penampilan produksi kelinci
lokal menggunakan pakan pellet dengan berbagai aras kulit biji kedelai.
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. 2: 670-675.
Kartadisastra, H., R., 1994. Beternak Kelinci
Unggul. Cetakan pertama. Kanisius. Yogyakarta.
Sarwono, B., 1995. Beternak Kelinci Unggul. Cetakan
XI. Penebar Swadaya. Jakarta.
Sarwono, B., 2002. Kelinci Potong dan Hias. Cetakan
ke tujuh. AgroMedia Pustaka. Jakarta.
http://kelincihias.multiply.com/journal/item/5/Budidaya_Kelinci
Langganan:
Postingan (Atom)