BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam pemeliharaan ternak, salah satu penghambat yang sering
dihadapi adalah penyakit. Bahkan tidak jarang peternak mengalami kerugian dan
tidak lagi beternak akibat adanya kematian pada ternaknya.
Secara
umum penyakit hewan adalah segala sesuatu yang menyebabkan hewan menjadi tidak
sehat. Hewan sehat adalah hewan yang tidak sakit dengan ciri-ciri (a) bebas
dari penyakit yang bersifat menular atau tidak menular, (b) tidak mengandung
bahan-bahan yang merugikan manusia sebagai konsumen, dan (c) mampu berproduksi
secara optimum.
Berkenaan
dengan hal di atas disini penulis akan membahas penyakit protozoa pada sapi
1.2. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menelaah lebih jauh
tentang penyakit yang disebabkan oleh protozoa pada sapi
1.3. Metode Penulisan
Penulisan dilakukan secara diskriptif dengan mengambil bahan
dari pustakan maupun dari sumber lain yang berkaitan dengan judul makalah.
BAB II
PROTOZOA
2.1. Pengertian
Protozoa berasal dari kata protos yang berarti pertama dan
zoo yang berarti hewan sehingga disebut sebagai hewan pertama. Merupakan
filum hewan bersel satu yang dapat melakukan reproduksi seksual (generatif)
maupun aseksual (vegetatif).Habitat hidupnya adalah tempat yang basah atau
berair. Jika kondisi lingkungan tempat hidupnya tidak menguntungkan maka
protozoa akan membentuk membran tebal dan kuat yang disebut Kista. Ilmuwan yang
pertama kali mempelajari protozoa adalah Anthony van
Leeuwenhoek.
2.2. Ciri-Ciri Protozoa
Ukuran
protozoa bervariasi , yaitu mulai kurang dari 10 mikron(µm) dan ada yang mencapai
6 mm,meskipun jarang.
Diperairan protozoa merupakan
penyusun zooplankton. Makanan protozoa meliputi bakteri, jenis protista lain,
atau detritus (materi organic dari organism mati). Protozoa hidup soliter atau
berkoloni.jika keadaan lngkungan kurang mneguntungkan protozoa akan membungkus
diri membentuk sista untuk mempertahankan diri. Bila mendapat lingkungan yang
sesuai hewan ini akan aktif lagi. Cara hidupnya ada yang parasit, saprofit dan hidup
bebas.
Organel – organel untuk melakukan
kegiatan hidup antara lain, membrane plasma, sitoplasma dan mitokondria.
Beberapa jenis protozoa memiliki inti lebih dari satu.
b) Alat gerak
b) Alat gerak
Alat gerak berupa bulu cambuk (flagella),
bulu getar (silia) dan kaki semu (pseudopodia).
c) Reproduksi
c) Reproduksi
Reproduksi aseksual (Vegetatif ) pada
kebanyakan protozoa adalah dengan membelah diri. Namun adapula jenis protozoa
yang bereproduksi secara konjugasi yaitu perpaduan antara dua individu yang
belum dapat dibedakan jenis kelaminnya.
Cirri-ciri protozoa
1.Umumnya tidak dapat membuat makanan sendiri
(heterotrof)
2.Protozoa memiliki alat gerak yaitu ada yang berupa kaki
semu, bulu getar (cillia) atau bulu
cambuk (flagel).
3.Hidup bebas, saprofit atau parasit
4.Organisme bersel tunggal
5.Eukariotik atau memiliki membran nukleus/ berinti sejati
6.Hidup soliter (sendiri) atau berkoloni (kelompok)
7.Dapat membentuk sista untuk bertahan hidup. sista,
merupakan bentuk sel protozoa yang terdehidrasi dan berdinding tebal mirip
dengan endospora yang terjadi pada bakteri
8.Protozoa mampu bertahan hidup dalam lingkungan kering
maupun basah.
9.Protozoa tidak mempunyai dinding sel
10.Protozoa merupakan organisme mikroskopis yang prokariot
2.3. Pembagian Kelas
Protozoa dibagi menjadi 4 kelas
berdasar alat gerak
1
|
Rhizopoda (Sarcodina),
alat geraknya berupa pseudopoda (kaki semu)
• Amoeba proteus
memiliki dua jenis vakuola yaitu vakuola makanan dan
vakuola kontraktil.
• Entamoeba histolityca
menyebabkan disentri amuba (bedakan dengan disentri
basiler
yang disebabkan Shigella dysentriae)
• Entamoeba gingivalis
menyebabkan pembusukan makanan di dalam mulut
radang gusi (Gingivitis)
• Foraminifera sp.
osilnya dapat dipergunakan sebagai petunjuk adanya minyak
bumi. Tanah yang mengandung fosil fotaminifera disebut tanah globigerina. • Radiolaria sp.
endapan tanah yang mengandung hewan tersebut digunakan
untuk bahan penggosok. |
2
|
Flagellata (Mastigophora),
alat geraknya berupa nagel (bulu cambuk). Dibagi menjadi 2
kelompok, yaitu:
• Golongan phytonagellata
- Euglena viridis (makhluk hidup peralihah antara protozoa
dengan ganggang)
- Volvax globator (makhluh hidup peralihah antara
protozoa dengan ganggang)
- Noctiluca millaris (hidup di laut dan dapat mengeluarkan cahaya bila terkena
rangsangan mekanik)
• Golongan Zooflagellata,
contohnya :
- Trypanosoma gambiense & Trypanosoma
rhodesiense.
Menyebabkan penyakit tidur di Afrika dengan vektor
(pembawa)
Þ lalat Tsetse (Glossina sp.) Trypanosoma gambiense vektornya Glossina palpalis Þ tsetse sungai Trypanosoma rhodeslense vektornya Glossina morsitans Þtsetse semak
- Trypanosoma cruzl Þ penyakit chagas
- Trypanosoma evansi Þ penyakit surra,
pada hewan ternak
(sapi).
- Leishmaniadonovani Þ penyakit
kalanzar
- Trichomonas vaginalis Þ penyakit keputihan
|
3
|
Ciliata (Ciliophora),
alat gerak berupa silia (rambut getar)
• Paramaecium caudatum Þ disebut binatang sandal, yang memiliki dua jenis
vakuola yaitu vakuola makanan dan vakuola kontraktil yang berfungsi untuk
mengatur kesetimbangan tekanan osmosis (osmoregulator).
Memiliki dua jenis inti Þ Makronukleus dan Mikronukleus
(inti konyugasi.Þreproduktif).
Cara reproduksi, aseksual Þ membelah diri, seksual
• Balantidium coli Þ menyebabkan penyakit diare.
|
4
|
Sporozoa,
adalah protozoa yang tidak memiliki alat gerak
Cara bergerak hewan ini dengan cara mengubah kedudukan
tubuhnya. Pembiakan secara vegetatif (aseksual) disebut juga Skizogoni
dan secara generatif (seksual) disebut Sporogoni.
Marga yang berhubungan dengan kesehatan manusia Þ Toxopinsma
dan Plasmodium.
Jenis-jenisnya antara lain:
- Plasmodiumfalciparum Þ malaria tropika Þ sporulasi tiap hari
- Plasmodium vivax Þ malaria tertiana Þ sporulasi tiap hari ke-3 (48 jam)
- Plasmodium malariae Þ malaria knartana Þ sporulasi tiap hari
ke-4 (72 jam)
- Plasmodiumovale Þ malaria ovale
|
Siklus hidup Plasmodium mengalami
metagenesis terjadi di dalam tubuh manusia (reproduksi vegetatif Þ skizogoni)
dan didalam tubuh nyamuk Anopheles sp. (reproduksi generatif
Þ sporogoni). secara lengkap sebagai berikut:
Sporozoit Þ Masuk Tubuh Di Dalam
Hati (Ekstra Eritrositer) Þ Tropozoid Þ Merozoit (memakan eritrosit Þ Eritrositer)
Þ Eritrosit Pecah (peristiwanya Þ Sporulasi) Þ Gametosit Þ Terhisap
Nyamuk Þ Zygot Ookinet Þ Oosis Þ Sporozeit.
2.4. Peranan
Peran menguntungkan :
1.
Mengendalikan
populasi Bakteri, sebagian Protozoa memangsa Bakteri sebagai makanannya,
sehingga dapat mengontrol jumlah populasi Bakteri di alam.
2.
Sumber
makanan ikan, Di perairan sebagian Protozoa berperan sebagai plankton
(zooplankton) dan benthos yang menjadi makanan hewan air, terutama
udang, kepiting, ikan, dll.
3.
Indikator
minyak bumi, Fosil Foraminifera menjadi petunjuk sumber minyak, gas, dan
mineral.
4.
Bahan
penggosok, Endapan Radiolaria di dasar laut yang membentuk tanah
radiolaria, dapat dijadikan sebagai bahan penggosok.
Peran Merugikan :
·
Protozoa
menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan ternak
BAB III
PENYAKIT YANG
DISEBABKAN PROTOZOA
3.1. Neosporosis Spesies
Neospora adalah protozoa yang hanya baru-baru ini telah diakui
sebagai penyebab aborsi pada sapi. Aborsi
mungkin sporadis atau mereka mungkin terjadi sebagai badai. "Neospora
adalah" penyebab utama aborsi di perusahaan susu drylot di California dan
sering juga didiagnosis pada Nebraska. Meskipun sapi perah tampaknya paling
berisiko terinfeksi, ada laporan dari aborsi disebabkan oleh Neospora
pada sapi. Modus penularan Neospora
tidak diketahui. Hal ini diyakini bahwa Neospora
memiliki siklus hidup mirip dengan Sarcocystis. Dengan demikian, karnivora burung atau mamalia
diyakini untuk menyebarkan penyakit dan ternak yang diyakini menjadi terinfeksi
oleh menelan feed atau hijauan terkontaminasi oleh tinja karnivora. Tidak ada
pengobatan yang efektif untuk sapi terinfeksi dengan Neospora.
Pengendalian populasi karnivora liar diyakini, saat ini, untuk satu-satunya
metode manajemen. Diagnosis aborsi disebabkan oleh Neospora mengharuskan
bantuan laboratorium diagnostic.
3.2. Leptospirosis
Sifat dan Kejadian
Leptospirosis
pada sapi disebabkan oleh spirocheta yang kecil dan berbentuk filamen, yang
terpenting diantaranya adalah Leptospira pamona, L. hardjo, L. grippotyphosa
dan L. conicola. Organisme ini mudah dimusnahkan oleh panas, sinar matahari,
pengeringan, asam, dan desinfektan. Leptospira dapat hidup selama beberapa hari
atau minggu dalam lingkungan yang lembab pada suhu sedang seperti di tambak,
aliran air yang macet atau di tanah basah (Toelihere, 1985).
Air merupakan
media penyebaran utama untuk penyakit ini. Penularannya dapat pula melalui
luka, semen, baik perkawinan alamiah maupun perkawinan dengan IB. selain dapat
menular ke ternak lain penyakit ini juga dapat menular ke manusia (Blakely
&Bade, 1991). Pembawa utama Leptospira adalah rodentia. Anjing dan babi
dapat berfungsi sebagai pembawa potensial (Anonim, 1980).
Penyebaran
Leptospirosis bergantung pada keadaan luar, yaitu penyebarannya terutama
melalui air dan lumpur. Hewan biasanya mengeluarkan Leptospira melalui air
kemih. Bila air kemih in tiba di dalam air atau lumpur yang sedikit alkali atau
netral maka Leptospira itu dapat tinggal hidup berminggu-minggu. Bila hewan
atau orang kontak langsung dengan air atau lumpur ini maka ia terinfeksi.
Leptospira ini masuk ke dalam tubuh melalui selaput lendir konjungtiva, mulut,
hidung dan luka kulit.
3.3. Camphylobacteriosis
Sifat dan Kejadian
Camphylobacteriosis
yang disebabkan oleh Camphylobakter foetus veneralis (dahulu disebut Vibrio
fetus veneralis) adalah salah satu penyakit penyebab utama kegagalan reproduksi
pada sapi yang disebarkan melalui perkawinan. Umumnya ditemukan kematian embrio
dini atau abortus pada bulan ke-4 sampai akhir kebuntingan (Toelihere, 1985).
Penyebarannya
lewat ingesti, masuk darah menyebabkan plasentitis dengan kotiledon hemoragik
dan sekitar interkotiledonaria mengalami udema (Prihatno, 2006).
3.4. Tripanosomiasis
Lazimnya dikenal sebagai penyakit Surra, disebabkan oleh
semacam protozoa yang merupakan parasit darah yaitu Trypanosoma evansi.
Penyakit Surra ini merupakan penyakit menular pada hewan dapat bersifat akut
maupun kronis. Penyakit Surra Penyakit Surra biasanya terjadi secara sporadis
tetapi kadang-kadang dapat juga terjadi wabah.
Congolense mungkin penyebab dari. The
organism is transmitted by Tabanus, Stomoxys, Lyperosaa and Haematobia
flies (Scott, 1973), which are prevalent around river banks and watering points
in the arid zones. Organisme ini ditularkan oleh Tabanus, Stomoxys,
Lyperosaa dan Haematobia lalat (Scott, 1973), yang lazim di sekitar
tepi sungai dan titik-titik air di zona kering. Tsetse
flies, the main vectors of bovine trypanosomiasis, are not involved in the
transmission of T. Tsetse lalat, vektor utama trypanosomiasis
sapi.
Cara terbaik untuk mengendalikan penyakit adalah dengan
perawatan dengan obat-obatan. Two drugs have proved
useful: Naganol (Suramin, Moranyl) and Anthrycide. Dua obat telah
terbukti bermanfaat: Naganol (Suramin, Moranyl) dan Anthrycide. It is necessary to give the correct dosage since
underdosing may create resistant trypanosomes. Hal ini diperlukan untuk
memberikan dosis yang tepat karena underdosing dapat membuat trypanosomes
tahan. Scott (1973) reported strains of T . evansi
which were resistant to Suramin in Ethiopia and recommended the use of
Anthrycide sulphate. Scott (1973) melaporkan strain dari T. Evansi
yang tahan terhadap Suramin di Ethiopia dan merekomendasikan penggunaan sulfat
Anthrycide. Fazil (1977) reported good results with
Anthrycide sulphate injected subcutaneously at a dosage of 4.4 mg/kg body
weight, 2 g being sufficient for a 500 kg animal. Fazil (1977)
melaporkan hasil yang baik dengan sulfat Anthrycide disuntikkan secara subkutan
dengan dosis 4,4 mg / kg berat badan, 2 g yang cukup untuk hewan kg 500.
3.5. Trikomoniasis
Disebabkan oleh organisme janin
Tritrichomonas protozoa, trikomoniasis adalah penyakit kelamin yang dapat menyebabkan aborsi
dan ketidaksuburan. sapi terinfeksi atau Heifers mungkin memiliki rahim debit selama beberapa bulan. Vaksin
tersedia tetapi keberhasilan mereka telah dipertanyakan. Penggunaan sapi perawan atau
inseminasi buatan (AI) akan membantu dalam kontrol. lembu tidak menunjukkan
tanda-tanda penyakit, tetapi mereka mungkin pelabuhan T. foetus janin
dalam kulit khatan mereka (selubung) untuk periode kecuali pengobatan khusus
diberikan.
Diagnosis trikomoniasis dibuat dengan mengidentifikasi
T. janin dengan benar dipersiapkan preputial atau cairan vagina. Bantuan dari
laboratorium diagnostik kesehatan hewan biasanya diperlukan untuk diagnosis
akurat.
3.6. Sarcocystosis
Sarcocystis spesies protozoa yang kadang-kadang
menyebabkan aborsi pada sapi."
Aborsi biasanya sporadis tetapi mereka mungkin terjadi sebagai badai. "Sarcocystis
adalah" disebarkan oleh karnivora (liar dan domestik) dan ternak menjadi
terinfeksi oleh hijauan pakan menelan atau terkontaminasi oleh tinja
karnivora. Aborsi dapat terjadi pada
setiap tahap kehamilan. Tidak ada efektif pengobatan untuk sapi yang terinfeksi
dengan Sarcocystis. Meskipun
tidak selalu layak, mengendalikan populasi karnivora liar adalah dikenal
satunya metode manajemen. Diagnosis
aborsi disebabkan oleh Sarcocystis membutuhkan bantuan laboratorium diagnostic.
DAFTAR
PUSTAKA